BAB
II
PEMBAHASAN
PERILAKU
KESEHATAN
A.
Pengertian Perilaku
Perilaku kesehatan terdiri dari dua
kata yaitu perilaku dan kesehatan. Kata perilaku secara biologis diartikan
sebagai suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang meliputi
manusia, tumbuhan, dan binatang. Berikut pendapat para ahli tentang definisi
perilaku :
a. Skinner,
seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari
luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini
disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
b. Ensiklopedi
Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap
lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada
sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan,
dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu
pula.
c. Robert Y. Kwick (1972) menyatakan bahwa
perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan
bahkan dipelajari.
d. Heri
Purwanto, perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai
kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
e. Petty
Cocopio, perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya
sendiri, obyek atau issue.
f. Chief,
Bogardus, Lapierre, Mead Dan Gordon Allport, menurut kelompok pemikiran ini
sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan
kecendrungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
g. Louis
Thurstone, Rensis Likert Dan Charles Osgood, menurut mereka perilaku adalah
suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan
tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
h. Elton
Mayo Studi Hawthorne di Western Electric Company, Chicago pada tahun 1927-1932
merupakan awal munculnya studi perilaku dalam organisasi Mayo seorang psikolog
bersama Fritz Roetthlisberger dari Harvard University memandu penelitian
tentang rancang ulang pekerjaan, perubahan panjang hari kerja dan waktu kerja
dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat, dan rencana upah individu
dibandingkan dengan upah kelompok.
i. Reward
Dan Reinforcement, menurut pendapat mereka tingkah laku seseorang senantiasa
didasarkan pada kondisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seseorang
terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan
masalah.
j. Chester
Barnard, Barnard dalam karyanya The Functions of The Executive menekankan agar
organisasi dan individu dapat berhasil, organisasi atau individu tersebut harus
mengembangkan kerja sama. Barnard menekankan pentingnya pengakuan terhadap
adanya organisasi formal, Barnard merupakan orang pertama yang memperlakukan
organisasi sebagai suatu system.
k. Parker
Follet, keduanya memfokuskan studinya pada hubungan antara atasan dan bawahan,
Follet meletakkan kelompok diatas individu. Melalui kelompok kemampuan individu
dapat dimaksimalkan, organisasi ditentukan oleh kerjasama atasan dengan bawahan
dengan meningkatkan partisipasi, komunikasi, kooordinasi, dan pembagian
wewenang.
l. Frederick
Herzberg, sama halnya seperti Maslow, Herzbeg dalam studinya juga mengembangkan
konsep-konsep motivasi yang mana merupakan penentu utama munculnya motivasi
yaitu kondisi tempat kerja, upah kualitas pengawasan dan pengakuan, promosi dan
peningkatan profesionalisme.
Melihat dari pengertian yang
dikemukakan Skiner (1983), perilaku dibedakan menjadi dua berdasarkan respon
terhadap stimulus :
1. Perilaku
tertutup (covert behavior)
Perilaku
tertutup merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk yang
terselubung atau tertutup (covert). Sebagai contoh:kesadaran seseorang tentang
bahaya HIV, pentingnya menjaga kesehatan, pengetahuan tentang pentingnya
pemeriksaan bagi ibu hamil.
2. Perilaku
terbuka
Perilaku
terbuka (overt behavior) merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk tindakan nyata dan terbuka. Sebagai contoh : seorang ibu membawa anaknya
ke posyandu untuk imunisasi
B.
Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok sebagai berikut :
1. Perilaku
Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)
Merupakan
usaha-usaha seseorang untuk memelihara, menjaga kesehatan dan usaha menyembuhkan
diri dari sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari tiga aspek yaitu
perilaku pencegahan penyakit, perilaku peningkatan kesehatan, dan perilaku gizi
yang meliputi makanan dan minuman.
2. Perilaku
Pencarian Dan Penggunaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (health seeking
behavior)
Merupakan
usaha dan tindakan seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan. Usaha ini
dimulai dengan usaha mengobati diri sendiri (self treatment) sampai mencari
pengobatan ke luar negeri.
3. Perilaku
kesehatan lingkungan
Merupakan
respon seseorang terhadap lingkungan baik fisik maupun sosial budaya agar
lingkungan tersebut tidk mempengaruhi kesehatannya.
Becker (1979) juga
mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga yaitu :
1. Perilaku
hidup sehat
Perilaku
hidup sehat berkaitan dengan semua tindakan sebagai upaya seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini meliputi menu
seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum-minuman keras dan
narkoba, istirahat cukup, mengendalikan stres, dan perilaku atau gaya hidup
lain yang positif bagi kesehatan.
2. Perilaku
sakit
Perilaku
sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya
terhadap sakit, pengetahuan terhadap penyebab dan gejala penyakit, dan
pengobatan penyakit.
3. Perilaku
peran sakit
Perilaku
peran sakit meliputi tindakan untuk memperoleh kesembuhan, mengetahui fasilitas
atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang layak, dan mengetahui hak
dalam kesehatan seperti hak memperoleh perawatan dan pelayanan kesehatan.
C.
Domain Perilaku
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli
psikologis pendidikan membagi perilaku manusia menjadi 3 domain yaitu :
· Kognitif
Kognitif
merupakan perilaku seseorang yang mencakup kegiatan mental dan otak yang
barkaitan dengan kemampuan berfikir dan kemampuan intelektual.
· Afektif
Afektif
adalah perilaku seseorang yang berkaitan dengan sikap dan nilai seperti watak,
perasaan, emosi, dan minat.
· Psikomotor
Psikomotorik
adalah perilaku seseorang yang berkaitan dengan aktifitas fisik seperti keterampilan
bertindak atau bertingkah laku.
Namun dalam perkembangannya teori
Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yaitu :
1.
Pengetahuan
Domain pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang :
a. Proses
adopsi
· Awareness
(sadar), seseorang sadar akan adanya informasi baru.
· Interest,
adanya ketertarikan untuk mencoba sehingga seseorang mencari tahu lebih lanjut
· Evaluation,
seseorang mulai enilai dan memepertimbangkan
· Trial,
mulai mencoba dan memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan
· Adoption,
pada tahap ini seseorang telah yakin adanya informasi baru dan menjadi
kebutuhan
b. Tingkat
pengetahuan didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan :
· Tahu
Diartikan hanya sebagai recall (memanggil)
memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui
atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-
pertanyaan.
· Memahami
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap
objek tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus
dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
· Aplikasi
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami
objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.
· Analisis
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk
menjabarkan dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
· Sintesis
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-
komponen pengetahuan yang dimiliki.
· Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.
2.
Sikap
Sikap merupakan reaksi yang masih
tertutup dari seseorang terhadap stimulus atay objek. Proses terbentuknya sikap
dan reaksi :
a. Komponen
pokok sikap
Allport (1954) menjelaskan bahwa
sikap itu mempunyai komponen pokok sebagai berikut :
· Kepercayaan
(keyakinan) ide, dan konsep terhadap suatu objek
· Kehidupan
emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
· Kecenderungan
untuk bertindak
b. Berbagai
tingkatan sikap
· Receiving
(menerima)
Menerima diartikan bahwa orang
(subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). Contoh: sikap
ibu terhadap pentingnya kepatuhan dalam pemberian imunisasi pada bayinya
· Responding
(merespon)
Memberikan
jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah
indikasi dari sikap pada tingkat merespon.
· Valuing
(menghargai)
Mengajak
orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap pada tingkat menghargai. Misalnya
seorang ibu mengajak ibu yang lain untuk menghadiri penyuluhan imunisasi di
Posyandu.
· Responsible
(bertanggungjawab)
Bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah
merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau membawa anaknya ke
tempat pelayanan imunisasi,meskipun mendapat tantangan dari mertua atau
orangtuanya sendiri.Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan, berpikir,
keyakinan dan emosi memegang peranan sangat penting. Seorang ibu yang mempunyai
bayi usia 9-12 bulan yang telah mendengarkan atau mengerti akan pentingnya
imunisasi pada bayinya maka ibu tersebut akan memberikan imunisasi dasar
lengkap pada bayinya.
c. Praktek
atau tindakan
· Perception
(persepsi)
Mengenal
dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah
merupakan praktik tingkat pertama.
· Guide
response (respon terpimpin)
Dapat
melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.
· Mecanism
(mekanisme)
Apabila
seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik tingkat
tiga.
· Adoption
(adopsi)
Adaptasi
adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan
itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
D.
Perubahan (Adopsi) Perilaku Atau
Indikatornya
Perubahan
perilaku adalah suatu proses yang kompleks dan membutuhkan waktu yng lama.
Secara teori proses prubahan perilaku seseorang terdiri dari 3 tahap yaitu :
1. Pengetahuan
Pengetahuan
ini dikelompokkan menjadi 3 yaitu pengetahuan tentang sakit
dan
penyakit, pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan, dan pengetahuan
tentang kesehatan lingkungan.
2. Sikap
Dikelompokkan
menjasi 3 yaitu sikap terhadap sakit dan penyakit, sikap cara pemeliharaan dan
cara hidup sehat, dan sikap terhadap kesehatan lingkungan.
3. Praktek
dan tindakan
Meliputi
tindakan yang berhubungan dengan penyakit, tindakan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan, dan tindakan kesehatan lingkungan.
E.
Aspek Sosio Psikologi Perilaku
Dalam
proses pembentukan dan perubahan perilaku, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi yang berasal dari individu itu sendiri. Faktor-faktornya sebagai
berikut :
· Susunan
saraf pusat
· Persepsi
· Motivasi
· Emosi
· Belajar
F.
Determinan Dan Perubahan Perilaku
Determinan
perilaku adalah faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang
berbeda. Faktor tersebut terbagi menjadi dua yaitu :
a. Determinan
internal yaitu faktor yang berasal dari sendiri (bawaan) seperti tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, dan jenis kelamin.
b. Determinan
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu seperti lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
Teori
Para Ahli Tentang Determinan Perilaku Manusia
1. Teori
Lawrence Green
Menurut
Lawrence kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor berupa faktor perilaku
dan faktor diluar perilaku. Berikut faktor perilaku sebagai berikut :
a. Faktor-faktor
predisposisi, seperti kpengetahuan, kepercayaan, keyakinan, sikap, nilai-nilai
b. Faktor-faktor
pendukung, seperti ketersediaan fasilitas kesehatan
c. Faktor-faktor
pendorong, seperti perilaku petugas kesehatan yang merupakan referensi dari
perilaku masyarakat
2. Teori
Snehandu B Kar Kar
a. Niat
seseorang yang berkaitan dengan kesehatan dan perawatan
b. Dukungan
sosial dari masyarakat, ketersediaan fasilitas dan informasi kesehatan, dan
situasi.
3. Teori
WHO (World Health Organization)
Menurut
WHO faktor-faktor seseorang dalam berperilaku sebagai berikut :
a. Pengetahuan
yang berasal dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain.
b. Kepercayaan
yang diperoleh dari nenek moyang ataupun orang lain yang dijadikan keyakinan
tanpa ada pembuktian dan fakta yang jelas.
c. Sikap
yang diperoleh dari orang lain maupun diri sendiri yang digambarkan dengan
perasaan suka atau tidak suka.
d. Perilaku
orang lain yang dianggap sebagai pedoman atau orang yang patut dicontoh.
e. Ketersediaan
sumber-sumber daya seperti fasilitas, uang, waktu, dan tenaga yang dapat
mendukung seseorang dalam berperilaku.
f.
Kebudayaan atau disebut way of life
seseorang
PENUTUP
A. KESIMPULAN
·
Perilaku secara biologis diartikan
sebagai suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang meliputi
manusia, tumbuhan, dan binatang.
·
Perilaku dibagi menjadi dua yaitu
perilaku terbuka dan perilaku tertutup.
·
Domain perilaku dibagi menjadi tiga
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
·
Determinan atau faktor yang membedakan
respon seseorang terhadap stimulus ada dua yaitu determinan internal seperti
keturunan, tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan determinan
eksternal seperti sosial, ekonomi, politik, pendidikan.
Marimbi, Hanum. 2009. Sosiologi dan antropologi kesehatan. Yogayakarta: Nuha Medika.
Sugiarti. 2016. http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-perilaku-menurut-ahli.html
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar