BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bertambahnya
populasi, kebutuhan manusia, dan kemajuan teknologi mengakibatkan berbagai
macam masalah muncul. Salah satu masalah yang dihadapi adalah pencemaran, baik
pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah dan masih banyak lainnya.
Pada dasarnya alam dapat mendaur ulang berbagai macam limbah atau buangan yang
dihasilkan oleh alam itu sendiri atau buangan yang berasal dari kegiatan
manusia. Namun jika jumlah buangan yang dihasilkan melibihi batas maka akan
terjadi pencemaran. Pencemaran yang sangat berpengaruh pada iklim dunia adalah
pencemaran udara. Pencemaran udara akan mengakibatkan lapisan ozon semakin
menipis sehingga akan berdampak pada kelestarian alam dan kehidupan makhluk
bumi.
Di
dunia, jumlah populasi manusia semakin meningkat sehingga kebutuhan manusia pun
semakin bertambah. Dengan adanya teknologi yang semakin berkembang, sedikit
masalah kebutuhan manusia dapat teratasi namun hal ini dapat menimbulkan
masalah baru akibat kemajuan teknologi tersebut. Sebagai contoh penggunaan alat
transportasi seperti motor, mobil dan penggunaan mesin-mesin pada kawasan
industri. Dengan adanya alat transportasi dan mesin-mesin dapat mengefisienkan
waktu, tenaga, dan produksi sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah, ringan
namun hasil yang diperoleh lebih memuaskan. Tetapi dibalik keuntungan yang
didapatkan tersebut, masalah baru justru muncul dan dapat menghambat jika tidak
ditangani secara tepat dan cepat.
Di
Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan
bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat
menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap
lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb), Suspended Particulate Matter (SPM), oksida nitrogen (NOx),
hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan
bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended particulate matter
(SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO)
ke udara Jakarta. Sumber utama debu berasal dari pembakaran sampah rumah
tangga, dimana mencakup 41% dari sumber debu di Jakarta. Sektor industri
merupakan sumber utama dari sulfur dioksida. Di tempat-tempat padat di Jakarta
konsentrasi timbal bisa 100 kali dari ambang batas.
Kesadaran
manusia untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi sangat diperlukan. Bukan
hanya itu, kita sebagai makhluk yang berada di bumi harus bisa menjaga
lingkungan dan melestarikan alam yang telah Tuhan ciptakan untuk makhluknya.
Bersama-sama mencegah dan mengatasi masalah pencemaran secara tepat sehingga
lingkungan menjadi nyaman untuk kita tempati.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan
penulisan makalah ini secara umum adalah memberikan gambaran tentang pencemaran
udara yang menjadi salah satu masalah yang dihadapi sehingga diharapkan makalah
ini dapat menjadi motivasi bagi penulis dan pembaca untuk selalu menjaga
lingkungan agar lingkungan yang kita tinggali menjadi aman, nyaman, dan sehat.
Makalah
ini juga dapat dijadikan sumber rujukan bagi pembaca mengenai pencemaran
lingkungan dan kasus nyata yang terjadi. Dari kasus yang dipaparkan dalam
makalah ini maka dapat diambil cara-cara penanganan yang tepat yang harus
dilakukan untuk meminimalisir pencemaran udara.
C. RUMUSAN MASALAH
·
Apa
pengertian pencemaran udara?
·
Apa
saja sumber-sumber pencemaran udara?
·
Bagaimana
dampak pencemaran udara bagi lingkungan dan makhluk hidup?
·
Bagaimana
kasus pencemaran udara yang terjadi?
·
Apa
saja penyakit yang berhubungan dengan pencemaran udara?
·
Apa
saja upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah pencemaran udara?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA
Pengertian
pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pasal 1 ayat 12
mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas
manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor,
pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan,
letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan awan panas.
Menurut
Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya.
Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002 tentang Pedoman
Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau
dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan
manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
atau mempengaruhi kesehatan manusia.
Menurut Wardhana, 2004, pencemaran
udara juga diartikan dengan adanya bahan-bahan atau zat asing di dalam udara
yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara dari susunan atau keadaan
normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing tersebut di dalam udara dalam jumlah
dan jangka waktu tertentu akan dapat menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia,
hewan, maupun tumbuhan.
B. SUMBER-SUMBER PENCEMARAN UDARA
Menurut Harssema
dalam Mulia (2005), pencemaran udara diawali oleh adanya emisi. Emisi merupakan
jumlah polutan atau pencemar yang dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu.
Emisi dapat disebabkan oleh proses alam maupun kegiatan manusia. Emisi akibat
proses alam disebut biogenic emissions, contohnya
yaitu dekomposisi bahan organic oleh bakteri pengurai yang menghasilkan gas
metan (CH4). Emisi yang disebabkan kegiatan manusia disebut anthropogenic emissions. Contoh anthropogenic
emissions yaitu hasil pembakaran bahan bakar fosil, pemakaian zat kimia yang
disemprotkan ke udara, dan sebagainya.
Nugroho (2005) menyebutkan sumber pencemaran
udara dengan istilah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
terjadi secara alamiah. Sedangkan faktor eksternal merupakan pencemaran udara
yang diakibatkan ulah manusia.
Menurut Soemirat
(2002), sumber pencemaran udara dapat pula dibagi menjadi :
a.
Sumber
bergerak (kendaraan bermotor dan alat transportasi lainnya)
b.
Sumber
tidak bergerak dibagi 2 yaitu sumber titik (cerobong asap) dan sumber area
(pembakaran terbuka di pemukiman)
C. ZAT-ZAT PENCEMAR UDARA
Ada beberapa polutan yang dapat
menyebabkan pencemaran udara, antara lain:
·
Karbon
monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan
bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil,
misalnya gas buangan kendaraan bermotor.
·
Nitrogen
dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari
pembakaran bara di pabrik, pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan
bermotor.
·
Sulfur
dioksida (SO2)
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan
tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung
sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar
pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
·
Partikulat
(asap atau jelaga)
Polutan udara yang paling jelas terlihat
dan paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong pabrik berupa asap hitam tebal.
Macam-macam partikel, yaitu :
o
Aerosol
yaitu partikel yang terhambur dan melayang di udara
o
Fog
(kabut) yaitu aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
o
Smoke
(asap) yaitu aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan
melayang berhamburan di udara
o
Dust
(debu) yaitu aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara
·
Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan
dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
·
Chlorofluorocarbon
(CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan
ozon yang ada di atmosfer bumi. Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga
seperti kulkas, AC, alat pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot
(aerosol) pada parfum dan hair spray.
·
Timbal
(Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk
meningkatkan pembakaran pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut
menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang dapat
terhirup oleh manusia.
·
Karbon
dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran
sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan pabrik serta gas hasil kebakaran
hutan.
D. DAMPAK PENCEMARAN UDARA BAGI LINGKUNGAN
DAN MAKHLUK HIDUP
Pencemaran bukan hanya akan berdampak pada
lingkungan, makhluk hidup yang tinggal di lingkungan pun akan merasakan
dampaknya. Berikut beberapa dampak pencemaran udara bagi lingkungan adalah :
a. Hujan asam
Beberapa ciri atau karakteristik yang
dimiliki oleh hujan asam ini antara lain adalah sebagai berikut:
·
Memiliki
pH dibawah kadar normal, yakni dibawah 5,7
·
Terjadi
karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat yang ada di dalam polusi
udara.
·
Awal
terjadinya karena disebabkan oleh peningkatan emisi sulfur dioksida dan
nitrogen oksida yang ada di atmosfer
·
Meningkatkan
seseorang terserang gangguan jantung dan juga paru- paru
·
Membuat
kulit menjadi gatal- gatal dan memerah
·
Beresiko
menyebabkan pusing bagi orang yang memiliki kekabalan tubuh yang rendah.
Itulah beberapa ciri atau karakteristik
yang dimiliki oleh hujan asam. Karakteristik yang disebutkan di atas hanyalah
sedikit karena merupakan karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam semata dan
tidak dimiliki oleh hujan lain. Sedangkan karaktersitik yang lainnya, yakni
yang meliputi warna dan juga rasa, hujan asam ini tidak ada bedanya dengan
hujan yang lainnya. Sehingga kita akan mengetahui terjadinya hujan asam ini
dari kandungan yang dimiliki oleh hujan asam tersebut dan juga dampak yang
mugkin ditimbulkan dari hujan asam tersebut.
Hujan
secara umum disebabkan karena banyak hal. Dan hujan asam ini juga terjadinya
disebabkan oleh beberapa hal atau beberapa sebab. Sebab- sebab yang
mendatangkan terjadinya hujan asam adalah sebagai berikut:
·
Karbondioksida
atau CO2 dan karbon monoksida atau CO. Karbondioksida dan karbon monoksida ini
merupakan suatu gas hasil proses pembakaran yang bertemu dengan uap air atau
H2O. kedua gas ini apabila bertemu akan membentuk asam karbonat atau H2CO3 yang
termasuk ke dalam kategori asam lemah.
·
Hidrogen
sulfida atau H2S, sukfur oksida atau SO2 yang bertemu dengan uap air atau H2O
akan membentuk asam sulfat atau H2SO4 yang meurapakan kategori asam yang kuat.
Itulah penyebab
terjadinya hujan asam secara alami. Kemudian sebab- sebab tersebut dapat
ditimbulkan oleh karena adanya beragam aktivitas manusia maupun fenomena alam.
Beberapa aktivitas manusia dan juga fenomena alam yang dapat menimbulkan
terjadinya hujan asam diantaranya adalah pembakaran BBF, letusan gunung berapi
(baca: penyebab gunung berapi meletus), kebakaran hutan, peleburan logam,
aktivitas pabrik, dan pembangkit listrik.
Selain fenomena alam maupun beragam
aktivitas manusia yang dapat menimbulkan hujan asam, kita juga perlu mengetahui
tenang apa saja gas- gas yang terlibat dalam proses terjadinya hujan asam ini.
Beberapa gas yang terlihat dalam proses terjadinya hujan asam ini antara lain
adalah :
·
Karbondioksida
atau CO2. Karbondioksida ini merupakan suatu gas hasil proses pembakaran. Hal-
hal yang dapat menyebakan karbondioksida ini antara lain adalah pernafasan
makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor dan lain-lain.
·
Karbon
monoksida atau CO. Karbon monoksida ini juga merupakan satu gas yang diperoleh
dari berbagai proses pembakaran. Seperti halnya karbondioksida, karbon
monoksida ini juga dapat diproduksi melalui beberapa aktivitas sebagai berikut:
pernafasan makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor, dan lain
sebagainya.
·
Uap
air atau H2O. uap air juga merupakan elemen yang berperan dalam proses
terjadinya hujan asam. Uap air ini dapat disebabkan karena adanya penguapan
dari sumber- sumber air yang ada di Bumi ketika sedang dipanasi oleh sinar
matahari.
·
Hidrogen
sulfida atau H2S. Yakni suatu gas yang dapat timbul karena adanya pembakaran
atau pemanasan belerang.
·
Sulfur dioksida, yakni gas yang dapat timbul
karena adanya pembakaran belerang pula, seperti halnya hidrogen sulfida.
Tahapan- tahapan yang akan dilalui dalam
proses terjadinya hujan asam ini setidaknya ada enam tahapan. Tahapan- tahapan
tersebut akan disajikan secara urut dan disebut dengan kronologis. Berikut ini
akan dipaparkan mengenai tahapan- tahapan terjadinya hujan asam ini secara
urutm yakni:
·
Di
Bumi terdapat beragam aktivitas baik aktivitas alam maupun aktivitas manusia
yang menimbulkan berbagai macam gas penyebab hujan asam, seperti
karbondioksida, karbonmonoksida, sulfur dioksida, dan hidrogen sulfur.
·
Kemudian
di Bumi juga terjadi penguapan oleh berbagai macam sumber air yang disebabkan
karena pemanasan sinar matahari dan menghasilkan uap air yang banyak.
·
Setelah
itu uap air yang timbul dari pengembunan tersebut akan bertemu dengan gas- gas
yang menyebabkan terjadinya hujan asam tersebut. Yakni karbondioksida dan
karbonmonoksida dengan uap air, serta hidrogen sulfur dan sulfur oksida dengan
uap air.
·
Adanya
pertemuan uap air dengan karbondioksida atau karbon monoksida ini akan
menghasilkan asam yang bersifat lemah. Hidrogen oksida dan sulfur dioksida
ketika bertemu dengan uap air akan menghasilkan asam yang bersifat kuat.
·
Kemudian
kandungan syang bertemu tersebut terbawa oleh angin menuju tempat yang jauh
dari sumbernya dan semakin ke atas.
·
Ketika
sudah sampai di atas, gas yag bercampur dengan uap air tersebut akan mengalami
kejenuhan sehingga menjatuhkan kandungan airnya sebagai titik- titik air.
Titik- titik air inilah yeng menjadi hujan. Hujan inilah yang yang dinamakan
sebgai hujan asam.
Sebagai salah satu jenis fenomena alam,
hujan sangat dikenal sebagai fenomena alam yang mempunyai banyak sekali manfaat
bagi alam dan juga makhluk hidup yang ada di dalamnya. Bukan hanya manusia,
namun juga binatang dan tumbuh- tumbuhan.
Seperti halnya hujan pada umumnya, hujan
asam pun juga mempunyai sisi positif. Sisi positif ini adalah sisi kemanfaatan
dari hujan asam sendiri bagi alam sekitar atau alam semesta raya. Meskipun
sebenarnya hujan asam lebih identik dengan sesuatu hal yang negatif, namun
keberadaannya di Bumi ternyata juga membawa sedikit manfatat. Satu- satunya manfaat
dari hujan asam yang banyak diketahui oleh banyak orang adalah hujan asam ini
mampu melarutkan berbagai mineral yang sangat di butuhkan oleh binatang dan
juga tumbuhan yang ada di Bumi. Kandungan asam yang tinggi inilah yang mampu
melakukannya (melarutkan mineral di dalam tanah).
Hujan asam mempunyai sifat yang berbeda
dengan jenis hujan pada umumnya. Meskipun dari segi warna dan juga rasa hujan
ini seolah tidak bebeda dengan hujan yang lainnya, namun hujan ini mempunyai
kandungan pH yang tidak sama dengan jenis hujan yang lainnya. Kandungan dari
hujan asam ini akan menyebabkan jumlah ikan yang ada di laut menjadi berkurang.
Pengurangan jumlah ikan ini karena ikan- ikan tersebut mati oleh kandungan yang
terdapat pada hujan asam ini. Tidak hanya ikan saja, bahkan binatang perairan
yang lainnya juga bisa terkena dampak dari hujan asam ini. Binatang- binatang
perairan ini mudah untuk mati dengan cepat karena tidak terbiasa dengan
kandungan asam yang dimiliki air hujan tersebut.
b. Penipisan lapisan ozon
Ozon (O2) adalah
senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak setabil . di atmosfer, ozon
terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer. Fungsi dari lapisan
ini adalah untuk melimdungi bumi dari sinar ultraviolet yang di pancarkan sinar
matahari yang berbahaya bagi kehidupan. Pembentukan dan penguraian
molekul – molekul ozon ( O3 ) terjadi secara alami di
atmosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer yang bersif stabil menyebabkan
laju penguraian molekul – molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya,
sehingga terbentuk lubang – lubang pada lapisan ozon. Zat kimia buatan manusia
yang disebut sebagai ODS ( Ozone Depleting Subtances ) atau BPO ( Bahan Perusak
Ozon ) ternyata mampu merusak lapisan ozon sehingga akhirnya lapisan ozon
menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan tersebut dapat
membebaskan atom klorida (CI) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3
menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang
ozon (ozone hole).
Di perkirakan luabang ozon telah timbul di benua
Artik dan Antartika. Oleh karena itu, PBB menetapkan tanggal 16 september
sebagai hari ozon dunia, dengan tujuan agar lapisan ozon terjaga dan tidak
mengalami kerusakan yang parah.
Rusaknya lapisan ozon yang
terus-menerus akan menyebabkan kenaikan radiasi kepada bumi, salah satu radiasi
ultra violet yang dapat ditimbulkan akibat itu yaitu kulit manusia bisa terkena
kanker kulit yang bisa mematikan.
Isu penipisan lapisan ozon sudah
banyak dibicarakan oleh para pakar lingkungan dan warga masyarakat baik
nasional maupun internasional yang merasa prihatin mengenai hal tersebut.
Lapisan ozon berguna untuk melindungi bumi terhadap radiasi ultra violet dari
matahari yang berbahaya bagi manusia, hewan, tanaman dan bangunan.
Dampak yang merugikan akan semakin parah bila kerusakan lapisan ozon
terns berlangsung, karena permukaan bumi menjadi lebih terbuka. Untuk setiap 10
persen penipisan lapisan ozon akan menyebabkan kenaikan radiasi Ultra Violet
(UV) sebesar 20 persen. Dampak radiasi UV pada manusia bisa menyebabkan
kerusakan mata, meluasnya penyakit infeksi dan peningkatan kasus kanker kulit,
vaksinasi terhadap sejumilah penyakit menjadi kurang efektif.
Selain itu juga dapat memicu reaksi fotokimia yang menghasilkan asap
beracun, dan hujan asam. Radiasi UV juga menurunkan kemampuan sejumiah
organisme dalam menyerap C02 yang merupakan salah satu gas rumah kaca, sehingga
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan meningkat dan menyebabkan pemanasan
global.
Melalui pertemuan yang diadakan di Wina pada tanggal 22 Maret 1985 dan
pertemuan di Montreal, Kanada pada tanggal 16 September 1987, telah disepakati
untuk mengurangi konsumsi bahan perusak lapisan ozon (BPO), termasuk CFC secara
bertahap.
c. Pemanasan global
Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu
rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada
permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus
tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan
bahwa, "sebagian besar peningkatan temperatur ratarata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Meningkatnya suhu global
diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya
permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta
perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air dari atmosfer, misal hujan,
salju). Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil
pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Penyebab terjadinya pemanasan global adalah suhu bumi yang semakin
meningkat (panas). Permukaan bumi akan menyerap sebagian
panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini memantul sebagai
radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian lagi
tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca,
antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap
gelombang radiasi ini. Gas-gas
ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi
dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut
terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
meningkat. Gas-gas
tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca (green house). Dengan
makin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, makin banyak panas yang
terperangkap di bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan
oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan
menjadi sangat dingin. Dengan
temperatur rata-rata sebesar 15°C (59°F), bumi sebenarnya telah lebih panas
33°C (59°F) dengan efek rumah kaca (tanpanya suhu bumi hanya-18°C sehingga es
akan menutupi seluruh permukaan bumi). Akan tetapi saat ini jumlah gas-gas
tersebut telah berlebih di atmosfer, sehingga mengakibatkan terjadinya
pemanasan global.
E. KASUS PENCEMARAN UDARA
a.
Polusi udara di China
Jutaan orang di China
tak bisa menikmati perayaan tahun baru dengan nyaman. Perkaranya adalah tingkat
polusi udara yang mengkhawatirkan. Pencemaran udara juga telah menyebabkan
penutupan jalan dan pembatalan penerbangan menyusul peringatan bahaya yang
dikeluarkan oleh sejumlah kota di Tiongkok. Sementara itu, hari pertama pada
tahun 2017, di Beijing, konsentrasi partikel kecil yang masuk ke paru-paru
meningkat menjadi 24 kali lipat dari yang direkomendasikan Badan Kesehatan PBB
(WHO). Setidaknya lebih dari 100 jadwal penerbangan dibatalkan. Sama halnya
dengan perjalanan bus antarkota yang berangkat dari bandara utama di Beijing.
Di kota pelabuhan Tianjin, lebih dari 300
penerbangan terpaksa dibatalkan. Ramalan cuaca memperingatkan kabut asap tebal
akan bertahan hingga 5 Januari. Tak hanya itu, seluruh jalan raya di kota itu
juga memiliki jarak pandang pendek sehingga memicu bahaya bagi para pengemudi.
Di China
utara, 24 kota mengeluarkan peringatan merah--level tertinggi dari sistem
peringatan polusi udara--pada hari Jumat dan Sabtu waktu setempat. Sementara 21
kota lainnya merilis peringatan oranye selama libur tahun baru.
Pembangunan ekonomi selama puluhan tahun
terakhir di Tiongkok telah menyebabkan meningkatnya pula polusi udara di hampir
seluruh kota besar di negara itu. Pembangkit listrik batu bara milik
pemerintah, heating plant, dan manufaktur baja yang terkonsentrasi di sejumlah
provinsi di utara China ditengarai sebagi sumber utama polusi.
China telah menyatakan perang terhadap
polusi pada tahun 2014. Namun level polusi menunjukkan bahwa perubahan besar
tersebut menghadapi sejumlah tantangan.
Kelas menengah China kabarnya sudah tak
tahan lagi dengan kondisi udara yang mematikan. Inilah yang disebut-sebut
melatarbelakangi puluhan ribu "pengungsi asap" pergi ke Australia,
Indonesia, Jepang, dan Maladewa.
Belum lama ini, otoritas China dilaporkan
mengumumkan akan meningkatkan produksi batubara menjadi 3,9 miliar ton pada
tahun 2020. Studi pada awal tahun ini
menyebutkan setidaknya terdapat satu juta kematian per tahun akibat polusi
udara. Pencemaran udara juga berkontribusi atas kematian sepertiga orang di
sejumlah kota-kota besar.
Penelitian
lain mengatakan bahwa kabut asap telah mempersingkat harapan hidup masyarakat China
setidaknya lima setengah tahun.
b. Polusi udara di Jakarta
Polusi udara di Jakarta
adalah yang terparah di seluruh Indonesia, sampai-sampai sebagian warga Jakarta
memberikan julukan "kota polusi" kepadanya. Munculnya julukan
tersebut tentu bukan tanpa alasan sama sekali. Data-data di bawah ini bisa
memberikan gambaran tentang parahnya polusi udara di Jakarta.
Pertama, dalam skala global, Jakarta adalah kota
dengan tingkat polusi terburuk nomor 3 di dunia (setelah kota di Meksiko dan
Thailand). Kedua, masih dalam skala global, kadar partikel debu (particulate
matter) yang terkandung dalam udara Jakarta adalah yang tertinggi nomor 9
(yaitu 104 mikrogram per meter kubik) dari 111 kota dunia yang disurvei oleh
Bank Dunia pada tahun 2004. Sebagai perbandingan, Uni Eropa menetapkan angka 50
mikrogram per meter kubik sebagai ambang batas tertinggi kadar partikel debu
dalam udara. Ketiga, jumlah hari dengan kualitas tidak sehat di Jakarta semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002, Jakarta dinyatakan sehat selama
22 hari, sedangkan pada tahun 2003, Jakarta dinyatakan sehat hanya selama 7
hari. Lebih lanjut, berdasarkan penelitian Kelompok Kerja Udara Kaukus
Lingkungan Hidup, pada tahun 2004 dan 2005, jumlah hari dengan kualitas udara
terburuk di Jakarta jauh di bawah 50 hari. Namun pada tahun 2006, jumlahnya
justru naik di atas 51 hari. Dengan kondisi seperti itu, tidak berlebihan jika
Jakarta dijuluki "kota polusi" karena begitu keluar dari rumah,
penduduk Jakarta akan langsung berhadapan dengan polusi.
Penyebab paling signifikan dari polusi udara di
Jakarta adalah kendaraan bermotor yang menyumbang andil sebesar ±70 persen. Hal
ini berkorelasi langsung dengan perbandingan antara jumlah kendaraan bermotor,
jumlah penduduk dan luas wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan data Komisi
Kepolisian Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di DKI Jakarta
(tidak termasuk kendaraan milik TNI dan Polri) pada bulan Juni 2009 adalah
9.993.867 kendaraan, sedangkan jumlah penduduk DKI Jakarta pada bulan Maret
2009 adalah 8.513.385 jiwa. Perbandingan data tersebut menunjukkan bahwa
kendaraan bermotor di DKI Jakarta lebih banyak daripada penduduknya.
Pertumbuhan jumlah kendaraan di DKI Jakarta juga sangat tinggi, yaitu mencapai
10,9 persen per tahun. Angka-angka tersebut menjadi sangat signifikan karena
ketersediaan prasarana jalan di DKI Jakarta ternyata belum memenuhi ketentuan
ideal. Panjang jalan di DKI Jakarta hanya sekitar 7.650 kilometer dengan luas
40,1 kilometer persegi atau hanya 6,26 persen dari luas wilayahnya. Padahal,
perbandingan ideal antara prasarana jalan dan luas wilayah adalah 14 persen.
Dengan kondisi yang tidak ideal tersebut, dapat dengan mudah dipahami apabila
kemacetan makin sulit diatasi dan pencemaran udara semakin meningkat.
Penyebab
lain dari meningkatnya laju polusi di Jakarta adalah kurangnya ruang terbuka
hijau (RTH) kota. RTH kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces)
suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi
(endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung
yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan,
kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan. RTH kota memiliki banyak
fungsi, di antaranya adalah sebagai bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-paru
kota), pengatur iklim mikro, peneduh, produsen oksigen, penyerap air hujan,
penyedia habitat satwa, penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta
penahan angin. Kurangnya RTH kota akan mengakibatkan kurangnya kemampuan
ekosistem kota untuk menyerap polusi.
F.
PENYAKIT AKIBAT PENCEMARAN UDARA
·
Bronchitis kronika
Penyakit bronkitis kronik dapat disebabkan oleh asap rokok,
debu, asap industri serta polusi udara. Bronkitis kronik adalah bronkitis
yang sifatnya lebih serius. Hal ini dapat disamakan dengan empisema, TBC atau
kanker cabang tenggorokan pada orang dewasa.
·
Emphysema
Emphysema merupakan salah satu jenis
chronic obstructive pulmonary disease (COPD), yakni kondisi ketika
kantung-kantung udara di paru-paru perlahan-lahan rusak. Akibatnya,
penderitanya akan kesulitan bernapas. Penyebab emphysema adalah paparan polusi
udara yang berkepanjangan, seperti: asap rokok, asap mariyuana, polusi udara,
asap pabrik, abu batu bara dan silika, dan faktor keturunan.
·
Bronkopneumoni
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru
yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya
bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda
asing.
·
Asma
Asma merupakan suatu penyakit yang dikenal
dengan penyakit sesak napas karena adanya penyempitan pada saluran pernapasan.
·
Kanker paru-paru
Rokok tembakau adalah hal yang paling
penting dan merupakan faktor resiko utama dari kanker paru-paru. Faktor resiko
lain penyebab kanker paru-paru termasuk radon ( gas radioaktif ), asbestos,
arsenik, kromium, nikel, dan polusi udara.
·
Kanker lambung
Kanker lambung atau dikenal sebagai gastric
cancer merupakan kanker yang berawal pada bagian lambung. Walaupun belum dapat
dipastikan apa yang menjadi penyebab kanker lambung, akan tetapi, salah satu
faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung adalah
kebiasaan merokok.
·
Beriliosis
Udara
yang tercemar memiliki kandungan logam birilium berupa logam murni, seperti
sulfat, oksida maupun dalam bentuk holagenida. Debu logam tersebut dapat
menyebabkan penyakit beriliosis yang ditandai dengan gejala batuk kering,
sesak nafas dan demam. Penyakit ini banyak ditemukan pada para pekerja industri.
·
Bisinosis
Penyakit
bisinosis adalah penyakit gangguan pernafasan yang disebabkan oleh adanya
pencermaran serat kapas dan debu kapas di udara yang akan terhisap ke
paru-paru. Gajala awal penyakit ini ditandai dengan sesak nafas, terasa berat
di dada. Untuk kasus penyakit bisinosis yang sudah parah biasanya juga akan
diikuti dengan penyakit amphyseman dan bronchitis.
·
Antrakosis
Penyakit
Antrakosis adalah penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh batu bara.
Umumnya penyakit ini terjadi pada para penambang batu bara. Gejala awal
penyakit ini diakiabatkan karena adanya sesak nafas akibat menghirup debu batu
bara. Hal itu disebabkan karena di dalam debu batu bara terdapat kandungan
silikat.
·
Asbestosis
Sesuai
dengan namanya, penyakit ini disebabkan oleh debu atau serat asbes yang
mencemari udara. Asbes terbuat dari kandungan magnesium dan asam silikat. Debu
asbes jika terhirup sampai ke paru-paru akan menyebabkan batuk-batuk disertai
dahak dan sesak nafas.
·
Silikosis
Selanjutnya
adalah penyakit silikosis, penyakit silikosis disebabkan oleh pencemaran debu
silika, berupa senyawa SiO2 yang dapat terhisap masuk ke dalam paru-paru dan
mengendap di dalam paru-paru. Penyakit gangguan pernafasan seperti ini ditandai
dengan gejala sesak nafas yang disertai dengan batuk-batuk.
·
Penyakit-penyakit
lain,
umpamanya iritasi mata, kulit dan sebagainya
banyakjuga dihubungkan dengan pencemaran udara.
G. UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA
·
Mengembangkan
energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.
·
Mensosialisasikan
pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.
·
Mewajibkan
dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi industri atau usaha
yang menghasilkan limbah.
·
Tidak
membakar sampah di pekarangan rumah.
·
Tidak
menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan AC dalam
kehidupan sehari-hari.
·
Tidak
merokok di dalam ruangan.
·
Menanam
tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.
·
Ikut
berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.
·
Ikut
memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.
·
Tidak
melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan.
·
Mengurangi
atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang.
·
Menghentikan
penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.
·
Mendaur
ulang freon dari mobil yang ber-AC.
·
Mengurangi
atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.
BAB
III
PENUTUP
A. SIMPULAN
·
Menurut
Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya.
·
Sumber
pencemaran dibagi menjadi 2 yaitu sumber alami dan sumber dari kegiatan
manusia.
·
Beberapa
zat-zat yang menyebabkan pencemaran udara adalah Karbon monoksida (CO), Karbon
dioksida (CO2), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2),
Partikulat (asap atau jelaga), Hidrokarbon (HC), Chlorofluorocarbon (CFC), dan Timbal
(Pb)
·
Dampak
pencemaran bagi lingkungan adalah terjadinya hujan assam, penipisan lapisan
ozon, dan pemanasan global.
·
Contoh
kasus pencemaran udara pada tahun 2017 terjadi polusi udara di Tiongkok China
yang disebabkan oleh semakin meningkatnya emisi gas pemicu polusi yang berasal
dari kegiatanindustri. Contoh lain di Indonesia polusi udara yang terjadi di
Jakarta yang disebabkan oleh asap kendaraan yang jumlahnya semakin meningkat.
·
Beberapa
penyakit yang berhubungan dengan pencemaran udara diantaranya emfisema, asma,
bronkitis akut, beriliosis, bisinosis, antrakosis, kanker paru-paru,
asbestosis, bronkipneumonia, dan penyakin ain seperti iritasi mata dan kulit.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Usu,,
Respiratory. 2015. Pencemaran Udara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42465/4/Chapter%20II.pdf.
·
.Jurnal.
2017. Kasus Polusi Udara 2017. http://www.jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/viewFile/687/605
·
Dishub.
2014. Polusi Udara. dishub.lampungprov.go.id/downlot.php?file=Polusi-Udara.pdf
·
https://oerleebook.files.wordpress.com/2009/10/polusi-udara.pdf
·
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42465/4/Chapter%20II.pdf
·
http://www.kelasipa.com/2015/07/pengertian-hujan-asam-penyebab-dan-dampaknya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar