Pages

Senin, 29 Mei 2017

Pencemaran Udara



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Bertambahnya populasi, kebutuhan manusia, dan kemajuan teknologi mengakibatkan berbagai macam masalah muncul. Salah satu masalah yang dihadapi adalah pencemaran, baik pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah dan masih banyak lainnya. Pada dasarnya alam dapat mendaur ulang berbagai macam limbah atau buangan yang dihasilkan oleh alam itu sendiri atau buangan yang berasal dari kegiatan manusia. Namun jika jumlah buangan yang dihasilkan melibihi batas maka akan terjadi pencemaran. Pencemaran yang sangat berpengaruh pada iklim dunia adalah pencemaran udara. Pencemaran udara akan mengakibatkan lapisan ozon semakin menipis sehingga akan berdampak pada kelestarian alam dan kehidupan makhluk bumi.
Di dunia, jumlah populasi manusia semakin meningkat sehingga kebutuhan manusia pun semakin bertambah. Dengan adanya teknologi yang semakin berkembang, sedikit masalah kebutuhan manusia dapat teratasi namun hal ini dapat menimbulkan masalah baru akibat kemajuan teknologi tersebut. Sebagai contoh penggunaan alat transportasi seperti motor, mobil dan penggunaan mesin-mesin pada kawasan industri. Dengan adanya alat transportasi dan mesin-mesin dapat mengefisienkan waktu, tenaga, dan produksi sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah, ringan namun hasil yang diperoleh lebih memuaskan. Tetapi dibalik keuntungan yang didapatkan tersebut, masalah baru justru muncul dan dapat menghambat jika tidak ditangani secara tepat dan cepat.
Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb), Suspended Particulate Matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended particulate matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO) ke udara Jakarta. Sumber utama debu berasal dari pembakaran sampah rumah tangga, dimana mencakup 41% dari sumber debu di Jakarta. Sektor industri merupakan sumber utama dari sulfur dioksida. Di tempat-tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa 100 kali dari ambang batas.
Kesadaran manusia untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi sangat diperlukan. Bukan hanya itu, kita sebagai makhluk yang berada di bumi harus bisa menjaga lingkungan dan melestarikan alam yang telah Tuhan ciptakan untuk makhluknya. Bersama-sama mencegah dan mengatasi masalah pencemaran secara tepat sehingga lingkungan menjadi nyaman untuk kita tempati.

B.     TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah memberikan gambaran tentang pencemaran udara yang menjadi salah satu masalah yang dihadapi sehingga diharapkan makalah ini dapat menjadi motivasi bagi penulis dan pembaca untuk selalu menjaga lingkungan agar lingkungan yang kita tinggali menjadi aman, nyaman, dan sehat.
Makalah ini juga dapat dijadikan sumber rujukan bagi pembaca mengenai pencemaran lingkungan dan kasus nyata yang terjadi. Dari kasus yang dipaparkan dalam makalah ini maka dapat diambil cara-cara penanganan yang tepat yang harus dilakukan untuk meminimalisir pencemaran udara.

C.     RUMUSAN MASALAH
·         Apa pengertian pencemaran udara?
·         Apa saja sumber-sumber pencemaran udara?
·         Bagaimana dampak pencemaran udara bagi lingkungan dan makhluk hidup?
·         Bagaimana kasus pencemaran udara yang terjadi?
·         Apa saja penyakit yang berhubungan dengan pencemaran udara?
·         Apa saja upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah pencemaran udara?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA
Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pasal 1 ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan awan panas.
Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia.
Menurut Wardhana, 2004, pencemaran udara juga diartikan dengan adanya bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara dari susunan atau keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing tersebut di dalam udara dalam jumlah dan jangka waktu tertentu akan dapat menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuhan.

B.     SUMBER-SUMBER PENCEMARAN UDARA
Menurut Harssema dalam Mulia (2005), pencemaran udara diawali oleh adanya emisi. Emisi merupakan jumlah polutan atau pencemar yang dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu. Emisi dapat disebabkan oleh proses alam maupun kegiatan manusia. Emisi akibat proses alam disebut biogenic emissions, contohnya yaitu dekomposisi bahan organic oleh bakteri pengurai yang menghasilkan gas metan (CH4). Emisi yang disebabkan kegiatan manusia disebut  anthropogenic emissions. Contoh anthropogenic emissions yaitu hasil pembakaran bahan bakar fosil, pemakaian zat kimia yang disemprotkan ke udara, dan sebagainya.
 Nugroho (2005) menyebutkan sumber pencemaran udara dengan istilah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terjadi secara alamiah. Sedangkan faktor eksternal merupakan pencemaran udara yang diakibatkan ulah manusia.
Menurut Soemirat (2002), sumber pencemaran udara dapat pula dibagi menjadi :
a.         Sumber bergerak (kendaraan bermotor dan alat transportasi lainnya)
b.         Sumber tidak bergerak dibagi 2 yaitu sumber titik (cerobong asap) dan sumber area (pembakaran terbuka di pemukiman)

C.     ZAT-ZAT PENCEMAR UDARA
Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:
·           Karbon monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.
·         Nitrogen dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran bara di pabrik, pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
·         Sulfur dioksida (SO2)
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
·         Partikulat (asap atau jelaga)
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong pabrik berupa asap hitam tebal. Macam-macam partikel, yaitu :    
o   Aerosol yaitu partikel yang terhambur dan melayang di udara
o   Fog (kabut) yaitu aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
o   Smoke (asap) yaitu aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan melayang berhamburan di udara
o   Dust (debu) yaitu aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara
·          Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
·         Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi. Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.
·         Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
·         Karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.

D.    DAMPAK PENCEMARAN UDARA BAGI LINGKUNGAN DAN MAKHLUK HIDUP
Pencemaran bukan hanya akan berdampak pada lingkungan, makhluk hidup yang tinggal di lingkungan pun akan merasakan dampaknya. Berikut beberapa dampak pencemaran udara bagi lingkungan adalah :
a.       Hujan asam
Beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam ini antara lain adalah sebagai berikut:

·         Memiliki pH dibawah kadar normal, yakni dibawah 5,7
·         Terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat yang ada di dalam polusi udara.
·         Awal terjadinya karena disebabkan oleh peningkatan emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida yang ada di atmosfer
·         Meningkatkan seseorang terserang gangguan jantung dan juga paru- paru
·         Membuat kulit menjadi gatal- gatal dan memerah
·         Beresiko menyebabkan pusing bagi orang yang memiliki kekabalan tubuh yang rendah.
Itulah beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam. Karakteristik yang disebutkan di atas hanyalah sedikit karena merupakan karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam semata dan tidak dimiliki oleh hujan lain. Sedangkan karaktersitik yang lainnya, yakni yang meliputi warna dan juga rasa, hujan asam ini tidak ada bedanya dengan hujan yang lainnya. Sehingga kita akan mengetahui terjadinya hujan asam ini dari kandungan yang dimiliki oleh hujan asam tersebut dan juga dampak yang mugkin ditimbulkan dari hujan asam tersebut.
Hujan secara umum disebabkan karena banyak hal. Dan hujan asam ini juga terjadinya disebabkan oleh beberapa hal atau beberapa sebab. Sebab- sebab yang mendatangkan terjadinya hujan asam adalah sebagai berikut:
·         Karbondioksida atau CO2 dan karbon monoksida atau CO. Karbondioksida dan karbon monoksida ini merupakan suatu gas hasil proses pembakaran yang bertemu dengan uap air atau H2O. kedua gas ini apabila bertemu akan membentuk asam karbonat atau H2CO3 yang termasuk ke dalam kategori asam lemah.
·         Hidrogen sulfida atau H2S, sukfur oksida atau SO2 yang bertemu dengan uap air atau H2O akan membentuk asam sulfat atau H2SO4 yang meurapakan kategori asam yang kuat.
Itulah penyebab terjadinya hujan asam secara alami. Kemudian sebab- sebab tersebut dapat ditimbulkan oleh karena adanya beragam aktivitas manusia maupun fenomena alam. Beberapa aktivitas manusia dan juga fenomena alam yang dapat menimbulkan terjadinya hujan asam diantaranya adalah pembakaran BBF, letusan gunung berapi (baca: penyebab gunung berapi meletus), kebakaran hutan, peleburan logam, aktivitas pabrik, dan pembangkit listrik.
Selain fenomena alam maupun beragam aktivitas manusia yang dapat menimbulkan hujan asam, kita juga perlu mengetahui tenang apa saja gas- gas yang terlibat dalam proses terjadinya hujan asam ini. Beberapa gas yang terlihat dalam proses terjadinya hujan asam ini antara lain adalah :
·         Karbondioksida atau CO2. Karbondioksida ini merupakan suatu gas hasil proses pembakaran. Hal- hal yang dapat menyebakan karbondioksida ini antara lain adalah pernafasan makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor dan lain-lain.
·         Karbon monoksida atau CO. Karbon monoksida ini juga merupakan satu gas yang diperoleh dari berbagai proses pembakaran. Seperti halnya karbondioksida, karbon monoksida ini juga dapat diproduksi melalui beberapa aktivitas sebagai berikut: pernafasan makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
·         Uap air atau H2O. uap air juga merupakan elemen yang berperan dalam proses terjadinya hujan asam. Uap air ini dapat disebabkan karena adanya penguapan dari sumber- sumber air yang ada di Bumi ketika sedang dipanasi oleh sinar matahari.
·         Hidrogen sulfida atau H2S. Yakni suatu gas yang dapat timbul karena adanya pembakaran atau pemanasan belerang.
·          Sulfur dioksida, yakni gas yang dapat timbul karena adanya pembakaran belerang pula, seperti halnya hidrogen sulfida.
Tahapan- tahapan yang akan dilalui dalam proses terjadinya hujan asam ini setidaknya ada enam tahapan. Tahapan- tahapan tersebut akan disajikan secara urut dan disebut dengan kronologis. Berikut ini akan dipaparkan mengenai tahapan- tahapan terjadinya hujan asam ini secara urutm yakni:
·         Di Bumi terdapat beragam aktivitas baik aktivitas alam maupun aktivitas manusia yang menimbulkan berbagai macam gas penyebab hujan asam, seperti karbondioksida, karbonmonoksida, sulfur dioksida, dan hidrogen sulfur.
·         Kemudian di Bumi juga terjadi penguapan oleh berbagai macam sumber air yang disebabkan karena pemanasan sinar matahari dan menghasilkan uap air yang banyak.
·         Setelah itu uap air yang timbul dari pengembunan tersebut akan bertemu dengan gas- gas yang menyebabkan terjadinya hujan asam tersebut. Yakni karbondioksida dan karbonmonoksida dengan uap air, serta hidrogen sulfur dan sulfur oksida dengan uap air.
·         Adanya pertemuan uap air dengan karbondioksida atau karbon monoksida ini akan menghasilkan asam yang bersifat lemah. Hidrogen oksida dan sulfur dioksida ketika bertemu dengan uap air akan menghasilkan asam yang bersifat kuat.
·         Kemudian kandungan syang bertemu tersebut terbawa oleh angin menuju tempat yang jauh dari sumbernya dan semakin ke atas.
·         Ketika sudah sampai di atas, gas yag bercampur dengan uap air tersebut akan mengalami kejenuhan sehingga menjatuhkan kandungan airnya sebagai titik- titik air. Titik- titik air inilah yeng menjadi hujan. Hujan inilah yang yang dinamakan sebgai hujan asam.
Sebagai salah satu jenis fenomena alam, hujan sangat dikenal sebagai fenomena alam yang mempunyai banyak sekali manfaat bagi alam dan juga makhluk hidup yang ada di dalamnya. Bukan hanya manusia, namun juga binatang dan tumbuh- tumbuhan.
Seperti halnya hujan pada umumnya, hujan asam pun juga mempunyai sisi positif. Sisi positif ini adalah sisi kemanfaatan dari hujan asam sendiri bagi alam sekitar atau alam semesta raya. Meskipun sebenarnya hujan asam lebih identik dengan sesuatu hal yang negatif, namun keberadaannya di Bumi ternyata juga membawa sedikit manfatat. Satu- satunya manfaat dari hujan asam yang banyak diketahui oleh banyak orang adalah hujan asam ini mampu melarutkan berbagai mineral yang sangat di butuhkan oleh binatang dan juga tumbuhan yang ada di Bumi. Kandungan asam yang tinggi inilah yang mampu melakukannya (melarutkan mineral di dalam tanah).
Hujan asam mempunyai sifat yang berbeda dengan jenis hujan pada umumnya. Meskipun dari segi warna dan juga rasa hujan ini seolah tidak bebeda dengan hujan yang lainnya, namun hujan ini mempunyai kandungan pH yang tidak sama dengan jenis hujan yang lainnya. Kandungan dari hujan asam ini akan menyebabkan jumlah ikan yang ada di laut menjadi berkurang. Pengurangan jumlah ikan ini karena ikan- ikan tersebut mati oleh kandungan yang terdapat pada hujan asam ini. Tidak hanya ikan saja, bahkan binatang perairan yang lainnya juga bisa terkena dampak dari hujan asam ini. Binatang- binatang perairan ini mudah untuk mati dengan cepat karena tidak terbiasa dengan kandungan asam yang dimiliki air hujan tersebut.
b.      Penipisan lapisan ozon
Ozon (O2) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak setabil . di atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melimdungi bumi dari sinar ultraviolet yang di pancarkan sinar matahari yang berbahaya bagi kehidupan.  Pembentukan dan penguraian molekul – molekul ozon ( O3 ) terjadi secara alami di  atmosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer yang bersif stabil menyebabkan laju penguraian molekul – molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang – lubang pada lapisan ozon. Zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS ( Ozone Depleting Subtances ) atau BPO ( Bahan Perusak Ozon ) ternyata mampu merusak lapisan ozon sehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan tersebut dapat membebaskan atom klorida (CI) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang ozon  (ozone hole).
   Di perkirakan luabang ozon telah timbul di benua Artik  dan Antartika. Oleh karena itu, PBB menetapkan tanggal 16 september sebagai hari ozon dunia, dengan tujuan agar lapisan ozon terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah.
Rusaknya lapisan ozon yang terus-menerus akan menyebabkan kenaikan radiasi kepada bumi, salah satu radiasi ultra violet yang dapat ditimbulkan akibat itu yaitu kulit manusia bisa terkena kanker kulit yang bisa mematikan.
Isu penipisan lapisan ozon sudah banyak dibicarakan oleh para pakar lingkungan dan warga masyarakat baik nasional maupun internasional yang merasa prihatin mengenai hal tersebut. Lapisan ozon berguna untuk melindungi bumi terhadap radiasi ultra violet dari matahari yang berbahaya bagi manusia, hewan, tanaman dan bangunan.
Dampak yang merugikan akan semakin parah bila kerusakan lapisan ozon terns berlangsung, karena permukaan bumi menjadi lebih terbuka. Untuk setiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan menyebabkan kenaikan radiasi Ultra Violet (UV) sebesar 20 persen. Dampak radiasi UV pada manusia bisa menyebabkan kerusakan mata, meluasnya penyakit infeksi dan peningkatan kasus kanker kulit, vaksinasi terhadap sejumilah penyakit menjadi kurang efektif.
Selain itu juga dapat memicu reaksi fotokimia yang menghasilkan asap beracun, dan hujan asam. Radiasi UV juga menurunkan kemampuan sejumiah organisme dalam menyerap C02 yang merupakan salah satu gas rumah kaca, sehingga konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan meningkat dan menyebabkan pemanasan global.
Melalui pertemuan yang diadakan di Wina pada tanggal 22 Maret 1985 dan pertemuan di Montreal, Kanada pada tanggal 16 September 1987, telah disepakati untuk mengurangi konsumsi bahan perusak lapisan ozon (BPO), termasuk CFC secara bertahap.
c.       Pemanasan global
Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan temperatur ratarata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air dari atmosfer, misal hujan, salju). Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Penyebab terjadinya pemanasan global adalah suhu bumi yang semakin meningkat (panas). Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini memantul sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian lagi tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca, antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca (green house). Dengan makin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, makin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15°C (59°F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33°C (59°F) dengan efek rumah kaca (tanpanya suhu bumi hanya-18°C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi). Akan tetapi saat ini jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, sehingga mengakibatkan terjadinya pemanasan global.

E.     KASUS PENCEMARAN UDARA
a.       Polusi udara di China
Jutaan orang di China tak bisa menikmati perayaan tahun baru dengan nyaman. Perkaranya adalah tingkat polusi udara yang mengkhawatirkan. Pencemaran udara juga telah menyebabkan penutupan jalan dan pembatalan penerbangan menyusul peringatan bahaya yang dikeluarkan oleh sejumlah kota di Tiongkok. Sementara itu, hari pertama pada tahun 2017, di Beijing, konsentrasi partikel kecil yang masuk ke paru-paru meningkat menjadi 24 kali lipat dari yang direkomendasikan Badan Kesehatan PBB (WHO). Setidaknya lebih dari 100 jadwal penerbangan dibatalkan. Sama halnya dengan perjalanan bus antarkota yang berangkat dari bandara utama di Beijing.
Di kota pelabuhan Tianjin, lebih dari 300 penerbangan terpaksa dibatalkan. Ramalan cuaca memperingatkan kabut asap tebal akan bertahan hingga 5 Januari. Tak hanya itu, seluruh jalan raya di kota itu juga memiliki jarak pandang pendek sehingga memicu bahaya bagi para pengemudi.
Di China utara, 24 kota mengeluarkan peringatan merah--level tertinggi dari sistem peringatan polusi udara--pada hari Jumat dan Sabtu waktu setempat. Sementara 21 kota lainnya merilis peringatan oranye selama libur tahun baru.
Pembangunan ekonomi selama puluhan tahun terakhir di Tiongkok telah menyebabkan meningkatnya pula polusi udara di hampir seluruh kota besar di negara itu. Pembangkit listrik batu bara milik pemerintah, heating plant, dan manufaktur baja yang terkonsentrasi di sejumlah provinsi di utara China ditengarai sebagi sumber utama polusi.
China telah menyatakan perang terhadap polusi pada tahun 2014. Namun level polusi menunjukkan bahwa perubahan besar tersebut menghadapi sejumlah tantangan.
Kelas menengah China kabarnya sudah tak tahan lagi dengan kondisi udara yang mematikan. Inilah yang disebut-sebut melatarbelakangi puluhan ribu "pengungsi asap" pergi ke Australia, Indonesia, Jepang, dan Maladewa.
Belum lama ini, otoritas China dilaporkan mengumumkan akan meningkatkan produksi batubara menjadi 3,9 miliar ton pada tahun 2020. Studi pada awal tahun ini menyebutkan setidaknya terdapat satu juta kematian per tahun akibat polusi udara. Pencemaran udara juga berkontribusi atas kematian sepertiga orang di sejumlah kota-kota besar.
Penelitian lain mengatakan bahwa kabut asap telah mempersingkat harapan hidup masyarakat China setidaknya lima setengah tahun.
b.      Polusi udara di Jakarta
Polusi udara di Jakarta adalah yang terparah di seluruh Indonesia, sampai-sampai sebagian warga Jakarta memberikan julukan "kota polusi" kepadanya. Munculnya julukan tersebut tentu bukan tanpa alasan sama sekali. Data-data di bawah ini bisa memberikan gambaran tentang parahnya polusi udara di Jakarta.
Pertama, dalam skala global, Jakarta adalah kota dengan tingkat polusi terburuk nomor 3 di dunia (setelah kota di Meksiko dan Thailand). Kedua, masih dalam skala global, kadar partikel debu (particulate matter) yang terkandung dalam udara Jakarta adalah yang tertinggi nomor 9 (yaitu 104 mikrogram per meter kubik) dari 111 kota dunia yang disurvei oleh Bank Dunia pada tahun 2004. Sebagai perbandingan, Uni Eropa menetapkan angka 50 mikrogram per meter kubik sebagai ambang batas tertinggi kadar partikel debu dalam udara. Ketiga, jumlah hari dengan kualitas tidak sehat di Jakarta semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002, Jakarta dinyatakan sehat selama 22 hari, sedangkan pada tahun 2003, Jakarta dinyatakan sehat hanya selama 7 hari. Lebih lanjut, berdasarkan penelitian Kelompok Kerja Udara Kaukus Lingkungan Hidup, pada tahun 2004 dan 2005, jumlah hari dengan kualitas udara terburuk di Jakarta jauh di bawah 50 hari. Namun pada tahun 2006, jumlahnya justru naik di atas 51 hari. Dengan kondisi seperti itu, tidak berlebihan jika Jakarta dijuluki "kota polusi" karena begitu keluar dari rumah, penduduk Jakarta akan langsung berhadapan dengan polusi.
Penyebab paling signifikan dari polusi udara di Jakarta adalah kendaraan bermotor yang menyumbang andil sebesar ±70 persen. Hal ini berkorelasi langsung dengan perbandingan antara jumlah kendaraan bermotor, jumlah penduduk dan luas wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan data Komisi Kepolisian Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di DKI Jakarta (tidak termasuk kendaraan milik TNI dan Polri) pada bulan Juni 2009 adalah 9.993.867 kendaraan, sedangkan jumlah penduduk DKI Jakarta pada bulan Maret 2009 adalah 8.513.385 jiwa. Perbandingan data tersebut menunjukkan bahwa kendaraan bermotor di DKI Jakarta lebih banyak daripada penduduknya. Pertumbuhan jumlah kendaraan di DKI Jakarta juga sangat tinggi, yaitu mencapai 10,9 persen per tahun. Angka-angka tersebut menjadi sangat signifikan karena ketersediaan prasarana jalan di DKI Jakarta ternyata belum memenuhi ketentuan ideal. Panjang jalan di DKI Jakarta hanya sekitar 7.650 kilometer dengan luas 40,1 kilometer persegi atau hanya 6,26 persen dari luas wilayahnya. Padahal, perbandingan ideal antara prasarana jalan dan luas wilayah adalah 14 persen. Dengan kondisi yang tidak ideal tersebut, dapat dengan mudah dipahami apabila kemacetan makin sulit diatasi dan pencemaran udara semakin meningkat.
Penyebab lain dari meningkatnya laju polusi di Jakarta adalah kurangnya ruang terbuka hijau (RTH) kota. RTH kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan. RTH kota memiliki banyak fungsi, di antaranya adalah sebagai bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-paru kota), pengatur iklim mikro, peneduh, produsen oksigen, penyerap air hujan, penyedia habitat satwa, penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta penahan angin. Kurangnya RTH kota akan mengakibatkan kurangnya kemampuan ekosistem kota untuk menyerap polusi.
F.      PENYAKIT AKIBAT PENCEMARAN UDARA
·           Bronchitis kronika
Penyakit bronkitis kronik dapat disebabkan oleh asap rokok, debu, asap industri serta polusi udara. Bronkitis kronik adalah bronkitis yang sifatnya lebih serius. Hal ini dapat disamakan dengan empisema, TBC atau kanker cabang tenggorokan pada orang dewasa.
·           Emphysema
Emphysema merupakan salah satu jenis chronic obstructive pulmonary disease (COPD), yakni kondisi ketika kantung-kantung udara di paru-paru perlahan-lahan rusak. Akibatnya, penderitanya akan kesulitan bernapas. Penyebab emphysema adalah paparan polusi udara yang berkepanjangan, seperti: asap rokok, asap mariyuana, polusi udara, asap pabrik, abu batu bara dan silika, dan faktor keturunan.



·           Bronkopneumoni
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing.
·           Asma
Asma merupakan suatu penyakit yang dikenal dengan penyakit sesak napas karena adanya penyempitan pada saluran pernapasan.
·           Kanker paru-paru
Rokok tembakau adalah hal yang paling penting dan merupakan faktor resiko utama dari kanker paru-paru. Faktor resiko lain penyebab kanker paru-paru termasuk radon ( gas radioaktif ), asbestos, arsenik, kromium, nikel, dan polusi udara.
·           Kanker lambung
Kanker lambung atau dikenal sebagai gastric cancer merupakan kanker yang berawal pada bagian lambung. Walaupun belum dapat dipastikan apa yang menjadi penyebab kanker lambung, akan tetapi, salah satu faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung adalah kebiasaan merokok.
·           Beriliosis
Udara yang tercemar memiliki kandungan logam birilium berupa logam murni, seperti sulfat, oksida maupun dalam bentuk holagenida. Debu logam tersebut dapat menyebabkan penyakit beriliosis yang ditandai dengan gejala  batuk kering, sesak nafas dan demam. Penyakit ini banyak ditemukan pada para pekerja industri.
·           Bisinosis
Penyakit bisinosis adalah penyakit gangguan pernafasan yang disebabkan oleh adanya pencermaran serat kapas dan debu kapas di udara yang akan terhisap ke paru-paru. Gajala awal penyakit ini ditandai dengan sesak nafas, terasa berat di dada. Untuk kasus penyakit bisinosis yang sudah parah biasanya juga akan diikuti dengan penyakit amphyseman dan bronchitis.


·           Antrakosis
Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh batu bara. Umumnya penyakit ini terjadi pada para penambang batu bara. Gejala awal penyakit ini diakiabatkan karena adanya sesak nafas akibat menghirup debu batu bara. Hal itu disebabkan karena di dalam debu batu bara terdapat kandungan silikat.
·           Asbestosis
Sesuai dengan namanya, penyakit ini disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes terbuat dari kandungan magnesium dan asam silikat. Debu asbes jika terhirup sampai ke paru-paru akan menyebabkan batuk-batuk disertai dahak dan sesak nafas.
·           Silikosis
Selanjutnya adalah penyakit silikosis, penyakit silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika, berupa senyawa SiO2 yang dapat terhisap masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di dalam paru-paru. Penyakit gangguan pernafasan seperti ini ditandai dengan gejala sesak nafas yang disertai dengan batuk-batuk.
·           Penyakit-penyakit lain,
 umpamanya iritasi mata, kulit dan sebagainya banyakjuga dihubungkan dengan pencemaran udara.
G.    UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA
·           Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.
·           Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.
·           Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi industri atau usaha yang menghasilkan limbah.
·           Tidak membakar sampah di pekarangan rumah.
·           Tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan AC dalam kehidupan sehari-hari.
·           Tidak merokok di dalam ruangan.
·           Menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.
·           Ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.
·           Ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.
·           Tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan.
·           Mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang.
·           Menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.
·           Mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.
·           Mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.


BAB III
PENUTUP

A.    SIMPULAN
·         Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
·         Sumber pencemaran dibagi menjadi 2 yaitu sumber alami dan sumber dari kegiatan manusia.
·         Beberapa zat-zat yang menyebabkan pencemaran udara adalah Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2), Partikulat (asap atau jelaga), Hidrokarbon (HC), Chlorofluorocarbon (CFC), dan Timbal (Pb)
·         Dampak pencemaran bagi lingkungan adalah terjadinya hujan assam, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global.
·         Contoh kasus pencemaran udara pada tahun 2017 terjadi polusi udara di Tiongkok China yang disebabkan oleh semakin meningkatnya emisi gas pemicu polusi yang berasal dari kegiatanindustri. Contoh lain di Indonesia polusi udara yang terjadi di Jakarta yang disebabkan oleh asap kendaraan yang jumlahnya semakin meningkat.
·         Beberapa penyakit yang berhubungan dengan pencemaran udara diantaranya emfisema, asma, bronkitis akut, beriliosis, bisinosis, antrakosis, kanker paru-paru, asbestosis, bronkipneumonia, dan penyakin ain seperti iritasi mata dan kulit.


DAFTAR PUSTAKA

·           Usu,, Respiratory. 2015. Pencemaran Udara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42465/4/Chapter%20II.pdf.
·           .Jurnal. 2017. Kasus Polusi Udara 2017. http://www.jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/viewFile/687/605
·           Dishub. 2014. Polusi Udara. dishub.lampungprov.go.id/downlot.php?file=Polusi-Udara.pdf
·           https://oerleebook.files.wordpress.com/2009/10/polusi-udara.pdf
·           http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42465/4/Chapter%20II.pdf
·           http://www.kelasipa.com/2015/07/pengertian-hujan-asam-penyebab-dan-dampaknya.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar