Dimana nilai-nilai pancasilanya?
Dimana nilai pancasila yang katanya dijadikan sebagai pedoman hidup?
Dimana?
Dimana?
Perasaan kaya judul lagu hehehe
Pertanyaan yang sering muncul saat melihat kenyataan yang ada disekitar. Miris, marah, jengkel, campur aduk menjadi satu. Entah siapa yang salah dan entah harus menyalahkan siapa. Tetapi hari ini saya kecewa dan ingin menumpahkan kekecewaan saya disini. Berharap suatu saat ada yang membaca.
Hari ini saya sangat kecewa. Bukan kecewa karena cinta melainkan kecewa karena aparatur desa. Iya aparatur desa yang bersepakat menutup jalan raya karena ada acara. Acara apa? orang-orang disini biasa menyebutnya "Mapag Sri". Mapag (menjemput) dan Sri (padi). Mapag Sri merupakan acara yang dilaksanakan satu kali dalam setahun ketika para petani memanen padi. Acara ini memang merupakan budaya secara turun temurun dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur kepada yang Mahakuasa karena para petani bisa panen.
Biasanya, dua hari sebelum acara dilaksanakan, aparatur desa memberikan pengumuman agar para petani membuat makanan (tumpeng) yang nantinya akan dibawa ke Balai Desa. Saya tidak tahu persis untuk siapa makanan itu, karena saya pun tidak pernah datang kesana. Hiburan tradisional pun diundang untuk mengisi acara ini seperti Wayang, Sandiwara, atau hiburan tradisional lain.
Lalu kecewanya dimana? Apa kaitannya dengan nilai pancasila yang saya singgung dalam judul?
Acara Mapag Sri merupakan budaya kita, tidak salah jika masih dilaksanakan. Tetapi apakah harus mengganggu masyarakat? apakah harus merepotkan para pengguna jalan kaena jalan yang dilewati ditutup? jalan yang ditutup itu jalan raya loh? apakah tidak ada kebijakan lain yang sekiranya tidak ada yang dirugikan? sehingga acara bisa dilaksanakan dan masyarakat pun tidak disulitkan. Koq bisa sampai menutup jalan? dimana nilai pancasila yang katanya mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi? Jalan Raya merupakan fasilitas umum yang sering dilalui. kenapa harus ditutup? bukan hanya kali ini saja, saya sering melihat ketika ada orang yang mempunyai hajat maka jalan ditutup dan dialihkan ke jalan-jalan kecil. Bukankah itu sangat merepotkan? Jangankan jalan biasa yang tidak terlalu banyak dilalui para pengendara, jalan raya pun ditutup.
Saran saya, budaya yang ada harus tetap dilestarikan tetapi tidak melanggar nilai-nilai yang ada. Selama tidak bertentangan dengan nilai, norma, agama, maka boleh-boleh saja dilaksanakan. Dan satu lagi, tidak mengganggu dan tidak menimbulkan masalah.
Terimakasih,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar