Pages

Sabtu, 30 April 2016

Kabupaten Indramayu



Proses penetapan hari jadi Kabupaten Indramayu diawali dengan dibentuknya panitia peneliti sejarah Indramayu. Panitia ini dibentuk untuk menelusuri dan mengkaji sejarah Dharma Ayu secara menyeluruh. Panitia ini menyimpulkan bahwa hari jadi Indramayu jatuh pada 7 Oktober 1527 dan pada sidang pleno DPRD Kabupaten Daerah Indramayu Tingkat II Indramayu 24 Januari 1977 telah disetujui. Penetapan hari jadi ini didasarkan pada peresmian Dharma Ayu sebagai daerah yang dulu bernama Padukuhan Cimanuk.

Menurut hikayat yang turun temurun, pendiri Indramayu adalah Raden Wiralodra putra tumenggung Gagak Singalodra yang menurut legenda rakyat berasal dari Bagelen Jawa Tengah. Sejak kecil Wiralodra mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu membangun sebuah negara untuk diwariskan kepada anak cucunya. Untuk mecapai cita-citanya itu Wiralodra sering berlatih kanuragan, tirakat, dan bertapa sebagaimana perikehidupan seseorang yang ingin menjadi kesatria. 

Pada masa itu, konon Raden Wiralodra sedang bersemedi di bukit Melaya di kaki gunung Sumbing. Setelah Wiralodra bertapa selama tiga tahun, beliau mendapat wangsit (petunjuk) yaitu :
"Wahai Wiralodra, apabila kau denga keturunanmu bahagia dikemudian hari, maka merantaulah ke arah matahari terbenam dan carilah lembah Sungai Cimanuk. Ketika kau tiba disana tebanglah belukar secukupnya untuk mendirikan sebuah padukuhan dan menetaplah disana. Kelak tempat itu akan menjadi subur dan makur serta tujuh keturunanmu akan memerintah disana".

Selain Raden WIralodra, tokoh-tokoh lain yang terlibat dalam pertumbuhan Indramayu diantaranya Nyi Endang Dharma, Arya Kemuning, Ki Buyut Sidum, Pangeran Guru dan lain-lain. Nyi Endang Dharma adalah seorang wanita paripurna yang ikut mengembangkan Indramayu bersama Raden Wiralodra di lembah Sungai Cimanuk. Arya Kemuning adalah putra angkat dari putri Ong Tien isteri Sunan Gunung Jati yang berasal dari China, adapun ayah Arya Kemuning adalah Ki Gedeng Lurah Agung yang sudah memeluk agama Islam (menurut kitab Purwaka Caruban Nagari). Ki Buyut Sidum adalah Kidang Penanjung yang berasal dari Padjajaran. Pangeran Guru adalah seorang pangeran yang berasal dari Palembang, dia mengajarkan ilmu kanuragan kepada murid-muridnya yang berjumlah 24 orang. Dia beserta muridnya menantang Nyi Endang Dharma dan akhirnya dia tewas bersama murid-muridnya. Kini makam Pangeran Guru berada di belakang masjid Dermayu yang dikenal Makam Selawe.
    Beberapa berita tentang pertumbuhan Indramayu :
1.      Ki Dampu Awang yang dulu beranama Ma Huang yang beragama Islam merupakan guru bahasa Laksamana Cheng ho. Ketika dia datang ke Cirebon pada tahun 1415 M, dia sampai di Desa Junti  dan tertarik dengan Nyi Gedeng Junti. Kemudian dia bermaksud melamarnya tetapi lamarannya ditolak. Hal ini membuktikan bahwa Desa Junti sudah ada pada tahun 1415 M. (sumber : Babad Cirebon)
2.      Pada tahun 1417 Sunan Gunung Jati datang ke Desa Babadan kemudian mengislamkan Ki Gede Babadan bahkan menikah dengan putrinya. (sumber : Buku Purwaka Caruban Nagari)
3.      Syekh Siti Jenar yang dikenal dengan nama Syekh Lemah Abang. Syekh Lemah Abang hidup antara tahun 1450-1506 M. Makam beliau berada di Desa Kemlaten Cirebon. Hal ini membuktikan bahwa Desa Lemah Abang sudah ada.
4.      Dalam buku The Soma Oriental of Tom Pires disebutkan bahwa pada tahun 1513-1515 Padukuhan Cimanuk sudah ada bahkan sudah mempunyai pelabuhan penting, sudah banyak pemeluk Islam, dan Padukuhan Cimanuk merupakan wilayah kerajaan Sunda (Padjajaran).